Rabu, 17 Juni 2009

Musuhmu adalah dirimu sendiri

Sepenggal kata bijak yang mengingatkan kita akan adanya Nafsu di diri kita. Nabi Muhammad sesudah perang Badar yang merupakan perang penentuan nasib umat Islam; dimana kalau umat islam kalah, akan punah selamanya, bersabda "Kita baru selesai perang kecil"
sahabat bertanya "Memang ada perang yang lebih besar dari perang ini, ya Rosul?"
"Ada, yaitu perang melawan nafsu"
Dalam sehari-hari kita sering berperang dengan diri sendiri, seperti saat ditawari kartu kredit misalnya; ada dorongan kuat dari nafsu gengsi dan serakah untuk mengambil atau menerima tawaran itu, tapi rupanya Yang Kuasa menganugerahi kita Hati dan Pikiran sehat agar kita mempertimbangkan untung ruginya mempunyai kartu kredit.
Marilah kita jaga diri kita agar tidak terjebak hutang dan dikalahkan oleh nafsu gengsi dan serakah dalam diri kita sendiri.

Rabu, 10 Juni 2009

Doaku Pasti Dikabulkan Alloh

"Janganlah pengabulan do’a yang tertunda,
sementara kamu merasa telah bersungguh-sungguh dalam memohon kepada Allah Swt, memutuskan harapanmu.
Karena Allah SWT menjamin akan mengabulkan do’amu
dalam bentuk yang Dia kehendaki untukmu,
bukan dalam bentuk yang kamu kehendaki.
Do’amu itu akan dikabulkan pada waktu yang Dia tentukan,
bukan pada waktu yang kamu tentukan.”
(Al Hikam – Ibnu Atha’illah Asy Syakandari)

Selasa, 09 Juni 2009

Berhasil atau Gagal?

"Anda bisa melakukannya jika anda berpikir demikian,
dan jika anda kira tidak dapat melakukannya,
Anda benar"
(Mary Kay Ash)

Kamis, 04 Juni 2009

Rokok untuk Pensiun

Waktu dulu masih iseng merokok, rata-rata saya menghabiskan 2 bungkus dalam seminggu. memang masih "ringan" dibanding rata-rata perokok yang habis rata-rata 1 sampai 2 bungkus perhari, apalagi dibandingkan dengan tingkat perokok "Berat" yang lebih dari 2 bungkus sehari.
Harga rokok terakhir yang saya beli seharga 7.000 rupiah, berarti saya menhabiskan 14.000 rupiah perminggu, atau 56.000 rupiah perbulan.

Kalo 56.000 rupiah ini saya invest secara disiplin perbulan dengan hasil rata-rata 15% pertahun, dengan menggunakan rumus excel Future Value, =FV(15%/12, 22*12, 56.000)setelah pensiun diusia 55tahun (selama 33 tahun) akan mendapat 114.525.335 rupiah.

Hmmm, lumayan, juga ya...

Rabu, 03 Juni 2009

Treadmill Test

Setelah terima hasil Medical Check Up (MCU) tahun 2009, saya berkonsultasi dengan dokter yang disediakan oleh vendor MCU tsb.
Beberapa hal yang disarankan dalam kesimpulan MCU saya tanyakan, diantaranya mengenai konsul ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah (SpJP), jawabannya: saya tetep disarankan berkonsultasi meskipun tidak ada keluhan, istilahnya sedia payung sebelum hujan.
Berikutnya saya minta surat pengantar ke dokter spesialis jantung di RS Karya Medika II (Pertigaan Kompas) bareng ama kang Asmadi ama pak Didik. ternyata dokternya adalah dr. Ari Muharman, yang juga dokter yang menganalisa hasil EKG dari MCU. Beliau menerangkan bahwa hasil EKG itu tingkat akurasinya 50%, saya disarankan untuk tes treadmill di RS Global di Bekasi Barat, untuk mengetahui keabnormalan yang ditemukan di EKG itu bawaan lahir atau terjadi sesudah dewasa. keabnormalan yang ditemukan dalam EKG saya adalah Incomplete Right Bundle Branch Block (RBBB) yaitu berkurang atau tidak adanya hantaran listrik pada sebelah luar kanan jantung, yang disebabkan karena koroner atau penyumbatan pembuluh darah kapiler di tempat itu. ini terjadi bisa karena bawaan lahir atau didapat sesudah dewasa. kalau dari bawaan lahir berarti enggak masalah, anggap aja tubuh kita udah terbiasa dengan keadaan itu sejak lahir, kalau didapat sesudah dewasa baru masalah dan perlu terapi atau pengobatan.
Setelah selesai, kami dikasih resep ama surat rujukan tes treadmill ke RS Global.
Selanjutnya saya ama kang Asmadi ke personalia untuk menanyakan tes ini dicover oleh perusahaan enggak, alhamdulillah ternyata dicover, walaupun harus bayar sendiri dulu karena perusahaan belum ada kerjasama dengan RS Global.
Saya janjian ama kang Asmadi ikut tes Treadmill hari sabtu sore jam 5, sedang pak Didik tidak ikut, katanya mau tes sendiri ke Mitra Keluarga Bekasi Timur, karena disana bisa pake surat pengantar berobat, jadi enggak pake duit dulu.
Pada hari H tgl 30 Mei 2009, jam 15:20 saya keluar rumah, setelah nyamperin kang Asmadi di depan Karya Medika Kompas, kami langsung ke RS Global Bekasi Barat, nyampe sana jam 16:30.
Kami langsung ke pendaftaran pasien yg pintu masuknya dari belakang, mengisi formulir dan menunggu. Mbak petugas pendaftaran bilang dokternya rencana datang jam 17:30, "wah molor juga nih, tapi mungkin aja beliau lagi nolong pasien laen" begitu kami ngobrol-ngobrol, mendingan berpikir positif aja biar hati tenang.
Jam 17:30 kami dipanggil dan disuruh ganti baju treadmill ama pake sepatu yang disediakan oleh rumah sakit diruang loker. selesai ganti baju, kami masih menunggu dokter yang ternyata belum datang juga.
Adzan Maghrib terdengar di TV yang menyala di ruang tunggu. kami bilang ke perawat mau sholat dulu.
Habis sholat maghrib, saya dipasangin electrode dibadan, enggak sempet hitung ada berapa, kira-kira ada 10 ampe 12 electrode dan disambungin kable-kable yang terhubung ke kotak segede buku diary, terus kotak ini diikat ke pinggang biar enggak jatuh entar kalo dipake lari di treadmill. ditangan kanan juga dipasangi alat test tekanan darah elektronik yang ada sambungan kabelnya.
Kira-kira jam 18:20 dokter datang, katanya beliau habis nolong orang di ICU.
setelah kotak ama alat test tekanan darah di tangan disambung ke komputer, saya disuruh mulai tes.
Pertama kali kecepatan kayak orang jalan, di komputer grafik detak jantungnya mulai kelihatan, dan tekanan darah mulai naik dari 110 ke 120.
mbak perawat bilang kecepatan akan naik 1 menit lagi. Bener, kecepatan sekarang lebih cepat dari yang tadi, kira-kira sama kayak kita jalan agak cepet. darah mulai naik terus ke arah 140.
Perawat ngeprint grafik mulai dari sebelum tes, saat darah di 120, 140, 160, di peak test 179, recovery di 160, 140, 120 dan di normal 110.
kata perawat targetnya bukan waktu tapi tekanan darah di 180.
Lah, kali saya punya bakat darah rendah atau karena terlalu menenangkan diri, malah darah saya enggak naik-naik, udah 35 menit baru nyampek 83%.
begitu darah nyampek di 179, dokter nanya ada keluhan enggak, kayak nyeri atao gimana..
saya jawab "nafas saya habis..." hehehe.....
bener lho, nafas udah kesengal-sengal, dengkul lemes, keringet basah kuyup, ama perut rasanya pingin muntah...
Dokter bilang "cukup, mulai recovery", dan perawat mulai menurunkan kecepatan secara bertahap sampai menjadi kecepatan jalan kaki biasa.
Busyet, ternyata berat juga, saya rupanya under estimate ama tes ini, karena mengira sering latihan joging di hari minggu, bakalan lebih mudah...
saya istighfar menyadari kesombongan saya...
selesai tes dan ganti baju, kami di panggil dokter bareng.
saya sempat berpikir, kalo dipanggil bareng, berarti kemungkinan hasilnya sama, tapi sama-sama bagus atau tidak? jadi deg-degan juga.
Akhirnya dokter bilang kalau kami berdua divonis bawaan sejak lahir, alhamdulillah...
Kamipun pulang setelah terlebih dahulu membereskan administrasi (baca: bayar).
Legaa.. sekali rasanya, dan hilanglah kekhawatiran selama ini yang ngeganjel di hati.
Tak lupa saya harus mulai berniat menjaga kesehatan dengan pola hidup sehat, rokok sudah aku stop 4 bulan lalu, sebagai gantinya sekarang aku minum habbatus saudah pagi dan sore masing-masing 2 kapsul.
Kalo kita tahu kita sakit, jangan dicuekin tapi juga jangan terlalu takut. Biasa aja, sambil terus berikhtiar dengan sabar.
kalo kita terima sakit dengan sabar, insyaalloh akan jadi pengurang dosa-dosa kita.
Amiin.

Selasa, 02 Juni 2009

Kemeja

Seorang ibu yang sedang menjahit, tiba-tiba masuklah kedua anaknya, anak pertama bertanya;
"Bu, sedang menjahit apa?"
belum sempet sang ibu menjawab, anak kedua menyela;
"Bu, makannya dimana? laper, nih"

Si ibu berpikir mana yang mau dijawab duluan, biar enggak mengecewakan salah satunya. akhirnya sang ibu menjawab dengan satu jawaban untuk keduanya;

"Kemeja!.."