Jumat, 05 Agustus 2011

Abunawas Berpuasa


 Abunawas Berpuasa

Abunawas didatangi dua orang yang tidak berpuasa.
Sebenarnya sebelum ke tempat Abunawas, mereka bersekongkol untuk ngerjain Abunawas.

Sesudah mengucap salam dan basa-basi, mereka mengajak Abunawas ngabuburit, jalan-jalan menunggu berbuka puasa.
Setelah lewat warung makan yang ramai, mereka berhenti dan membeli satu bungkus makanan.
Abunawas ge er mengira biarpun tidak puasa ternyata mereka masih menghormati yang sedang puasa, pikirnya.

Sampailah mereka di rumah salah satu yang mengajak mereka tadi.
Begitu saat berbuka puasa, Abunawas nyeletuk,
"Ayo, waktunya buka, nih"
"Minum dulu aja, biar batal puasamu dulu" jawab mereka,

Abunawas pun minum, habis itu dia menunggu,
Mereka bilang, "Sono, sholat dulu, entar ketinggalan Maghrib lho"

Abunawas pun sholat Maghrib,
"Tilawah Qur'an dulu Abunawas, mumpung perutmu masih kosong, entar kalo kenyang, keburu ngantuk..."

Biarpun mulai jengkel, Abunawas menuruti perkataan mereka,
Selasai Tilawah(membaca Qur'an), mereka bilang,
"Abunawas, sekarang mari kita berlomba tidur, besok pagi, siapa yang mimpinya paling indah dia bisa makan makanan ini..."
Abunawas mulai sadar kalo dia dikerjain, tapi,
"Baiklah, ayo kita tidur"

Keesokan harinya mereka bertiga bangun,
Salah seorang mulai bercerita: "aku semalam mimpi indaahhh banget, mimpi punya mobil mewah, rumah mewah, pesawat pribadi yang mewah, punya duit banyak..."
Yang seorang lagi menimpali "mimpimu indah, tapi kau egois" katanya sok nasionalis...
"aku semalam bermimpi negeriku ini enggak punya hutang, insfrastrukturnya bagus, jalan-jalan mulus, rel-rel kereta sampai ke seluruh negeri dengan double track dan elektrifikasi, pelabuhan lancar hingga ongkos transportnya murah, rakyat sejahtera hingga aku enggak ketemu orang yang mau nerima zakat, enggak ada korupsi sampai KPK aja nganggur, pemimpin-pemimpin hidup sederhana dan takut dosa..."ceritanya panjang lebar.
"Wuihhh, mimpimu hebaattt" sahut temannya.
"Sekarang mimpimu apa Abunawas?"

Abunawas bercerita:"Mimpiku biasa saja, aku semalam mimpi ketemu nabi Daud, nabi yang gemar berpuasa, Beliau berpuasa sehari berbuka sehari puasa. Beliau bertanya padaku' kau sudah buka, Abunawas?' aku bilang' belum, saya ketiduran, Nabi', lalu beliau menyuruhku berbuka, aku pun bangun dan berbuka dengan makanan yang sudah kalian beliin, makasih yaa.."

Selasa, 02 Agustus 2011

3 Manfaat Merokok

3 Manfaat Merokok:

1. Awet Muda,
Banyak ahli rokok, eh ahli kesehatan, maupun yang sok ahli, bilang kalo merokok itu merugikan kesehatan. Jadi orang yang merokok bisa cepet mati terkena berbagai penyakit. Karena keburu mati, jadi perokok enggak pernah ngerasain tua, Jadilah awet muda...

2. Jadi Pemberani,
Ceritanya, seorang perokok tulen sedang dikejar anjing galak. dia gagah berani enggak kabur melarikan diri. Wuihh... orang-orang salut ama dia.
"berani banget lu, ngadepin anjing tadi"
"gimana lagi?, orang mau mau, lari nafas keburu habis..."

3. Rumah jadi aman...
Rumah perokok kebanyakan aman dari pencuri. Saat si pencuri mau masuk rumah, uhuk uhuk uhuk, si empunya rumah terbatuk-batuk. enggak jadi lah si pencuri masuk, takut ketahuan...

Jumat, 22 Juli 2011

Abunawas dan tuan Kadi

Abunawas dan Tuan Kadi

Sejak Kadi (pejabat pemerintah semacam hakim di jaman Harun ar Rasyid) yang baru dilantik, Abunawas belum pernah bertemu dengannya.
Dia agak segan aja mengingat Kadi yang baru itu masih ada hubungan keluarga dengan Amir (semacam gubernur) di wilayah itu.
Begitu ada urusan, terpaksalah Abunawas menemui Kadi tersebut.
Tapi Kadi ini rupanya malas-malasan mengurus urusan Abunawas dengan berbagai alasan.
Akhirnya Abunawas duduk dipojok ruangan sang Kadi.

Berikutnya ada saudagar kaya datang ke Tuan Kadi mengurus suatu keperluan. baru saja datang sudah disambut hangat, sang saudagar memberi sebuah guci berisi penuh madu kepada Tuan Kadi. Urusan pun lancar dan saudagar pulang.
Abunawas 'gondok' melihat kejadian ini dari pojok ruangan.

Pulang dari tempat Tuan Kadi, Abunawas mampir ke pasar, membeli sebotol besar madu dan guci.
Tiba di rumah, diisinya guci ini dengan tahi kuda yang masih lembek sampai kira-kira 2/3nya. baru atasnya diisi madu yang dibelinya tadi.

Keesokan harinya Abunawas kembali ke Tuan Kadi sambil membawa guci tersebut.
Baru saja sampai pintu, tuan kadi yang kemaren cuek ama Abunawas, berubah menjadi ramah dan mempersilahkan masuk, sehingga urusan kemaren yang tertunda menjadi lancar hari ini.
Kini tibalah Abunawas menyerahkan guci ini dengan hati-hati. Tuan Kadi membuka guci, dan karena masih kurang percaya sama Abunawas, dia mencolek dan mencicipi madunya.
"Hmmm, manis juga madumu, Abunawas" ujar Tuan Kadi.
"Begitulah, kadang-kadang yang manis didepan terasa pahit di belakang" sahut Abunawas.
---oOo---

moral of the story: duit enggak bener hanya bikin celaka.

Duit hasil korupsi, menipu dan yang enggak bener lainnya, mungkin terasa manis saat mendapatkannya, tak perlu kerja keras sudah dapat duit banyak.
Tapi, sebelum dihisab di akherat, balasan dari Sang Kuasa sudah dicicil dahulu di dunia: keluarga hancur, karir hancur, dan lain sebagainya. sedang sisa AzabNYA yang jauh lebih dasyat masih menanti entar di akherat, kalo tidak bertobat di dunia.
Astaghfirullohal 'Adziim.

Kamis, 14 Juli 2011

abunawas menghitung bintang

Abunawas ditanya orang usil,
"Hai Abunawas, kau kan orang bijak, pengetahuanmu luas, cobalah kau hitung bintang di langit"
"Oh, aku bisa" sahut Abunawas,
Orang itu heran, "bagaimana caranya, Abunawas?"
"Besok habis sholat Jum'at, insyaalloh aku kasih tahu"
Belum habis bengong, Abunawas udah ngeloyor pergi ninggalin orang itu.
Orang ini pun bergibah, bergosip ria ama temen-temennya ngomongin Abunawas dan tingkah lakunya.
Singkat cerita, berkumpullah orang-orang dihalaman masjid Baghdad sehabis sholat Jum'at.
Orang-orang pun menagih Abunawas,
"Abunawas, kapan kau menghitung bintang di langit?"
Abunawas mengeluarkan kulit kambing dari karung yang tadi dibawanya dan ditaruh dekat tempat sandal.
"Sebelum aku menghitung bintang di langit, aku ingin diantara kalian menghitung jumlah bulu di kulit kambing ini"
"Bagimana kami menghitungnya, Abunawas? kalau kau tak bisa menghitung bintang di langit, bilang saja tidak bisa, jangan cari alasan..." jawab orang-orang.
"Begitulah kita" sahut Abunawas,"kita sering menyuruh orang lain yang belum tentu orang tersebut mampu melakukannya".

moral of the story: Kalo jadi pimpinan, pastikan perintah kita bisa dilaksanakan, Kalo berjanji, hitung dulu kita mampu memenuhinya apa enggak.

Berulang kali kita lihat dan dengar, banyak pemimpi(n) (pemimpi yang bermimpi menjadi pemimpin, hehehe) mengobral janji agar dipilih menjadi pemimpin, terbukti tidak bisa memenuhi janjinya.
Sesudah jadi pemimpi(n), masih menyuruh anak buahnya ini dan itu tanpa menghitung bisa enggak dilaksanakan, tanpa menanyakan dulu ke bawahannya. dan kalo tidak terlaksana, jawaban sudah tersedia: "kan sudah saya suruh, tanyakan sama yang disuruh, dong..."
Astaghfirullohal 'Adziim.

Jumat, 08 Juli 2011

Abunawas membeli keledai

Abunawas Membeli Keledai

Abunawas bersama anaknya pergi ke pasar hewan di pinggiran kota Baghdad.
sesudah tawar menawar dan transaksi, mereka pulang membawa keledai yang baru dibeli tersebut.

Dalam perjalanan pulang, Abunawas dan anaknya berjalan sambil menuntun keledai tersebut. saat melewati sekelompok orang, Abunawas mendengar seseorang berkata:
"Lihat bapak anak itu, punya keledai cuman dituntun doang, buat apa beli?"

Akhirnya, Abunawas menyuruh anaknya naik keledai dan dia berjalan sambil menuntun keledai.

Lewatlah mereka didepan sekelompok orang lagi, dan mendengar perkataan:
"Lihat anak durhaka itu, dia enak-enak naik keledai, sementara bapaknya disuruh berjalan kaki, dasar anak sekarang..."
Abunawas pun tukar posisi dengan anaknya, dia naik keledai sementara anaknya berjalan menuntun binatang itu.

Didepan sekerumunan orang yang ketiga, ada juga yang berkomentar:
"Dasar orang tua tak tahu diri, anaknya disuruh nuntun keledai, dianya nongkrong diatas pelana..."
Akhirnya Abunawas dan anaknya naik berdua ke atas keledai...

Komentar keempat:
"Bapak ama anak sama-sama enggak tahu peri-kehewanan, masak keledai kecil begitu dinaiki berdua, astaghfirulloh...."

Abunawas pun bicara kepada anaknya:
"Nak, beginilah kalo kita hidup hanya mendengarkan dan menuruti omongan orang, ..."


moral of story: pencitraan hanya akan merusak segalanya.
Mengerjakan sesuatu hanya untuk dipuji orang, hanya untuk mengejar popularitas, mengejar polling, dan lain sebagainya tidak akan menghasilkan suatu apapun. dia akan populer sebentar dan "pop" seperti gelembung sabun, citra yang ada akan hilang tak berbekas...
Jika kita mengerjakan segala hal dengan niat "Lillahi ta'alla" demi mendapat ridho Sang Kuasa, kita tidak akan terpengaruh oleh populer atau tidaknya kita dipandangan orang.

ps: kangen ama pak JK yang berani anti populis demi kebaikan negara...

Kamis, 05 Mei 2011

pikiran sama

Saya kurang tahu istilah yang paling pas atau paling sesuai untuk hal ini.



Saya teringat cerita tentang seorang pendeta kristen di Perancis, yang sedang melewati daerah pedesaan penghasil anggur.

Didesa tersebut penduduknya terkenal pelit, hingga untuk mendirikan gereja kampung aja mereka tidak mau keluar duit, mendingan kalo pas hari besar kristen, mereka nebeng ke gereja di desa sebelah.

akhirnya pendeta punya ide untuk mengumpulkan warga desa.

Didepan warga pendeta berkata:

"warga yang saya hormati, berhubung didesa ini belum ada gereja untuk tempat ibadah kita, mari kita bergotong royong membuatnya. agar hemat biaya, untuk tenaganya kita kerjakan sendiri, sedang untuk membeli bahan bangunannya, saya mohon kepada warga agar mulai nanti malam, masing-masing membawa 1 botol anggur, lalu tuangkan ke tong didepan rumah pak kepala desa, besok pagi kita kumpul lagi disini untuk membuka tong anggur, menjualnya agar bisa membeli bahan bangunan untuk membangun gereja."

Warga pun membubarkan diri.

Ketika hari mulai gelap, satu persatu warga datang ke tempat tong didepan rumah pak kepala desa untuk melaksanakan pesan pendeta.

Pagi hari datang, dan warga pun berkumpul lagi untuk membuka tong anggur didepan rumah warga desa.

Setelah tong terbuka, betapa terkejutnya warga setelah tahu ternyata tong anggur tersebut berisi air, ya air minum, air biasa.

Ternyata setelah warga pulang dari pertemuan dengan pendeta, sampai rumah berpikir "ah, kalau anggur ini saya ganti dengan air minum kan enggak apa-apa, tidak ada yang tahu, tidak mencelakai orang, juga apa sih pengaruhnya 1 botol air dibanding dengan 1000 botol dari semua waga desa ini?"

Karena semua warga punya pikiran yang sama, jadilah 1000 botol air terkumpul di tong anggur.


Kadang-kadang kalo saya lagi pergi dinas ke Jakarta, waktu saya nebak "wah, sepertinya hari ini lalu lintas lancar nih, cuaca cerah, berangkat pagi, insyaalloh pasti lancar"

Ternyata, baru lewat bekasi barat saja, udah tersendat, entar macet lagi mulai cikunir sampai halim, nyambung ke interchange cange sampai rawamangun.

Di lain waktu, saya nebak "kayaknya macet nih, pagi-pagi udah hujan", tapi saya lanjut, dan ternyata, tol lancar, dalam kota lancar, bahkan lewat senen yang biasa macet, juga lancar.

Apa waktu saya nebak-nebak seperti diatas, orang-orang juga berpikiran yang sama? bisa jadi
 

Kamis, 14 April 2011

chaiya chaiya

dasar orang indonesia, lagi rame video chaiya-chaiya, ikutan pasang chaiya-chaiya..
penyakit latah kalo udah membudaya emang rada susah ilangnya.